Wahyu Wibowo

Kamis, 07 Juni 2012

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME


Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Artinya siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Relasi yang terbangun adalah guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor dan teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
Menurut  Muhammad Nur dalam Pendekatan Konstruktivisme terdapat beberapa macam pembelajaran yang sering diterapkan antara lain:
a.       Pembelajaran Kooperatif  yaitu lebih kepada cara belajar dengan berdiskusi bersama teman.
b.      Pembelajaran Generatif (Generatif Learning) yaitu proses dimana siswa harus melakukan operasi mental atau kerja otak atas informasi yang ia dapat untuk membuat informasi itu masuk kedalam kesepahaman mereka.
c.       Problem Based Instruction (PBI) atau Pembelajaran Berdasarkan Masalah yaitu PBI merupakan suatu sajian pembelajaran kepada siswa mengenai masalah yang otentik untuk melakukan penyelidikan atau inkuri.

d.      Pembelajaran dengan Penemuan yaitu dalam pembelajaran penemuan siswa didorong untuk belajar sebagian besar terlibat aktifmereka sendiri, dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk dirimereka sendiri.
e.       Self Regulated Learning: Sebagai seorang pelajar yangmemiliki kemampuan mengatur dirinya sendiri atau self regulated learneradalah seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajarefektif dan bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu.
       Adapun macam-macam kontrukstivisme, yaitu:
Konstrukstivisme Individu
Konstruktivisme jenis ini menekankan terhadap pemahaman yang dibentuk oleh seseorang, sesuatu yang berhubungan dengan logika dan konstruksi pengetahuan universal yang tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan. Pengetahuan seperti itu berasal dari hasil refleksi dan koordinasi kemampuan kognitif dan berpikir serta bukan berasal dari pemetaan realitas lingkungan eksternalnya. Artinya siswa memang mengkonstruksi pengetahuan secara aktif dari diri sendiri.
Konstruktivisme sosial
Konstruktivisme bentuk ini lebih menekankan pada pengetahuan yang dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan(siswa) kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Model pembelajaran konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu :
a. Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. Misalnya : mengapa baling-baling dapat berputar?
b. Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang mau dipalajari. Kemudian siswa menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.
c. Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan tamuannya, pada tahap ini pula guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab.
d. Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kamudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1991. Managemen Berbasis Sekolah bentuk inopasi Mutakhir dalam Penyelenggaraan sekolah, Yogyakarta; Dinamika Pendidikan.

Bernadib, imam . 1995. Persekolahan dan perkembangan Masyarakat, Yogyakarta: Andi Offset.

Buchori, Mochtar. ( 1994 ),Spektrum Proklementer pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana

Fengkidswara , 1993 , Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan. Bandung ; zuluppy Pratama Karya.

Pidarta, Made. 2007, Landasan Kependidikan” Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia”. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparno, paul. 1997, filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Yamin, Muh. 2009, Menggugah Pendidikan Indonesia “Belajar Dari Paulo Freire Dan Ki Hajar Dewantara”. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media



Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...