Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Artinya
siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan
kematangan kognitif yang dimilikinya. Relasi yang terbangun adalah guru
hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor dan teman yang membuat situasi
yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.
Menurut Muhammad Nur dalam Pendekatan Konstruktivisme
terdapat beberapa macam pembelajaran yang sering diterapkan antara lain:
a. Pembelajaran Kooperatif yaitu
lebih kepada cara belajar dengan berdiskusi bersama teman.
b. Pembelajaran Generatif (Generatif
Learning)
yaitu proses dimana siswa harus melakukan operasi mental atau kerja otak atas
informasi yang ia dapat untuk membuat informasi itu masuk kedalam kesepahaman
mereka.
c. Problem Based Instruction (PBI) atau
Pembelajaran Berdasarkan Masalah yaitu PBI
merupakan suatu sajian pembelajaran kepada siswa mengenai masalah
yang otentik untuk melakukan penyelidikan atau inkuri.
d. Pembelajaran dengan Penemuan yaitu dalam
pembelajaran penemuan siswa didorong untuk belajar
sebagian besar terlibat aktifmereka sendiri, dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip untuk dirimereka sendiri.
e. Self Regulated Learning:
Sebagai seorang pelajar yangmemiliki kemampuan mengatur dirinya sendiri atau
self regulated learneradalah seseorang yang memiliki pengetahuan tentang
strategi belajarefektif dan bagaimana serta kapan menggunakan pengetahuan itu.
Adapun macam-macam kontrukstivisme,
yaitu:
Konstrukstivisme
Individu
Konstruktivisme
jenis ini menekankan terhadap pemahaman yang dibentuk oleh seseorang, sesuatu yang
berhubungan dengan logika dan konstruksi pengetahuan universal yang tidak dapat
dipelajari secara langsung dari lingkungan. Pengetahuan seperti itu berasal dari
hasil refleksi dan koordinasi kemampuan kognitif dan berpikir serta bukan
berasal dari pemetaan realitas lingkungan eksternalnya. Artinya siswa memang
mengkonstruksi pengetahuan secara aktif dari diri sendiri.
Konstruktivisme
sosial
Konstruktivisme bentuk ini lebih menekankan pada pengetahuan yang
dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing
partisipan(siswa) kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga
perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya
yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk
perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Model pembelajaran konstruktivisme
meliputi empat tahapan yaitu :
a. Tahapan pertama adalah apersepsi,
pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat.
Misalnya : mengapa baling-baling dapat berputar?
b. Tahap kedua adalah eksplorasi,
pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang mau
dipalajari. Kemudian siswa menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep
sebagai jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya,
melalui manipulasi benda langsung.
c. Tahap ketiga, diskusi dan
penjelasan konsep, pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan
dan tamuannya, pada tahap ini pula guru menjadi fasilitator dalam menampung dan
membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan
pendapat kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan dari
kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab.
d. Tahap keempat, pengembangan dan
aplikasi, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep
esensial, kamudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan
menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat
itu melalui pengerjaan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1991. Managemen Berbasis Sekolah bentuk inopasi Mutakhir dalam Penyelenggaraan sekolah, Yogyakarta; Dinamika Pendidikan.
Bernadib, imam . 1995. Persekolahan dan perkembangan Masyarakat, Yogyakarta: Andi Offset.
Buchori, Mochtar. ( 1994 ),Spektrum Proklementer pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana
Fengkidswara , 1993 , Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan. Bandung ; zuluppy Pratama Karya.
Pidarta, Made. 2007, Landasan Kependidikan” Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia”. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, paul. 1997, filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Yamin, Muh. 2009, Menggugah Pendidikan Indonesia “Belajar Dari Paulo Freire Dan Ki Hajar Dewantara”. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Arikunto, Suharsimi. 1991. Managemen Berbasis Sekolah bentuk inopasi Mutakhir dalam Penyelenggaraan sekolah, Yogyakarta; Dinamika Pendidikan.
Bernadib, imam . 1995. Persekolahan dan perkembangan Masyarakat, Yogyakarta: Andi Offset.
Buchori, Mochtar. ( 1994 ),Spektrum Proklementer pendidikan di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana
Fengkidswara , 1993 , Membina Indonesia Merdeka Melalui Pendidikan. Bandung ; zuluppy Pratama Karya.
Pidarta, Made. 2007, Landasan Kependidikan” Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia”. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, paul. 1997, filsafat konstruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Yamin, Muh. 2009, Menggugah Pendidikan Indonesia “Belajar Dari Paulo Freire Dan Ki Hajar Dewantara”. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media
Kunjungi : www.blog.unsri.ac.id/wahyuwibowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar