Wahyu Wibowo

Jumat, 22 Juni 2012

Makan Coklat Dapat Meningkatkan Kecerdasan Matematika


Siapa yang tidak mengenal coklat? Bahkan sejak balita pun dirasa sudah mengenal coklat. Makanan yang memiliki rasa yang enak ini menarik perhatian lidah untuk mengunyahnya terus-menerus. Entah energi apa yang diberikan dari coklat, yang jelas semua orang menyukainya. Terkadang tak sadar bahwa giginya sudah ompong.

Tiada yang salah jika menyukai coklat, karena berdasarkan studi peneliti Northumbria University Inggris pada 2009, bahwa coklat bisa membantu orang mengerjakan matematika. Studi menunjukkan, orang bisa menghitung mundur lebih baik setelah mengkonsumsi coklat panas yang mengandung 500 mg flavanols atau lima batang coklat. Juga mampu menghitung cepat dan akurat.

Selama beberapa tahun, studi juga menguak manfaat coklat bagi kesehatan. Menurut studi pada 44 ribu partisipan baru-baru ini, orang yang tiap pekan makan coklat, 22% lebih kebal stroke. Temuan ini dipresentasikan di pertemuan tahunan American Academy of Neurology di Toronto. Meski coklat terbukti kaya antioksidan flavonoid yang bisa menangkal stroke, studi Sarah Sahib dari McMaster University, Kanada, mencatat, penelitian ‘lebih lanjut diperlukan untuk menentukan coklat benar-benar menurunkan risiko stroke, atau apakah orang bisa sehat cukup dengan makan coklat”.


Studi Sunil Kochhar ini menunjukkan, relawan mengalami ‘pengurangan kadar hormon stres dan normalisasi metabolik stres sistemik’ secara signifikan. Mungkin alasan ilmiah inilah yang membuat coklat disebut sebagai ‘makanan para dewa’ di Yunani. Hal ini dapat diperhatikan saat diri stress, maka solusi yang diambil salah satunya yaitu selalu mencari cemilan, seperti cokelat. Penelitian menunjukkan bahwa bahwa cokelat mengandung anandamide senyawa yang mengaktifkan reseptor otak yang sama seperti ganja. Tidak heran sekali menggigit cokelat dan menikmatinya bisa membuat orang terseyum karena bahagia.

Penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal menemukan orang yang mengonsumsi permen cokelat dapat hidup lebih lama. Peserta yang makan permen satu hingga tiga kali sebulan memiliki tingkat kematian terendah dan peneliti mempercayai hal ini disebabkan oleh antioksidan dalam cokelat. Penelitian lain di tahun 2009 menemukan pasien penyakit serangan jantung yang sedikit atau tak mengonsumsi cokelat lebih cepat meninggal dunia dibandingkan mereka yang makan cokelat. Cobalah untuk rutin makan satu ons coklat agar lebih panjang umur tanpa harus mengubah bentuk lingkar pinggang Anda.

Dan yang tidak dapat dipungkiri dengan keberadaan coklat adalah membuat yang memakannya merasa kenyang. Memang jika hanya sebungkus wafer, dua bungkus wafer akan belum terasa kenyangnya. Tetapi ketika sudah memang sudah melampaui dari batasan ataupun standar makan akan terasa kenyang. Penelitian di Jerman terhadap 16 orang dan masing-masing diberikan 100 gram cokelat, baik cokelat hitam ataupun cokelat susu. Dua jam kemudian, para partisipan ditawari pizza. Mereka yang mengonsumsi cokelat hitam, makan pizza 15 persen lebih sedikit dibandingkan mereka yang memakan cokelat susu. Mereka pun menjadi kurang tertarik pada lemak, makanan asin, dan manis.

Nah, menarik bukan untuk tidak menghindari coklat dalam kehidupan kita. Memang secara spontanitas saja rasanya enak dan sebagai peluap dari rasa keinginan untuk memakannya, tetapi ternyata kandungan bermanfaat dari coklat sangatlah berguna untuk diri sendiri, serta tidak lepas dalam membantu mengembangkan kecerdasan Matematika.


:: Dari berbagai Sumber.
 
Indralaya, 22 Juni 2012







Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...